Laman

Rabu, 28 Desember 2011

My cottage : Sekolah atau Pondok


            Kegiatan Diniyyah dan pengajian weton, merupakan salah satu aspek penting yang harus ada di sebuah pondok pesantren, baik pondok salaf maupun modern. Tak terkecuali pondok kita tercinta, Bumi Damai Al-Muhibbin. Ilmu fiqih, kalam, tauhid serta tak ketinggalan akhlak, dan tentunya ilmu tashowuf, merupakan kajian utama yang dimasukkan ke dalam  kurikulum madrasah diniyyah kita. Semua itu di lakukan, tak lain, agar kita bisa menyerap lebih dalam, tentang ilmu- ilmu agama.
           Tapi, mengapa kita semua, masih banyak yang enggan tuk mengikuti kegiatan kegiatan di atas, toh kita pun sudah menyadari kalau kegiatan tersebut sangatlah berguna, dan juga sudah bisa memahami bahwa hal tersebut merupakan tujuan awal kita berada di sini. Bukannya tanpa bukti, penulis menuturkan pernyataan di atas. Lihat saja, para santri yang dengan tenangnya mondar mandir atau tidur tiduran di kamarnya, padahal saat itu kegiatan diniyyah atau pengajian weton sedang berlangsung. Dan yang tak kalah anehnya adalah para santri yang berkeluyuran di luar pondok tanpa merasa terbebani dengan kegiatan yang seharusnya ia ikuti.
           Santri yang sedang keluyuran di luar pondok tersebut, setelah dilakukan beberapa investigasi, ternyata ada sebuah alasan yang sangat rasional, alasan itu adalah mengikuti kegiatan-kegiatan  yang ada di sekolah.  apa yang sebenarnya ada di benak mereka, saya memang tahu bahwa sekolah juga penting, tapi kegiatan di pondoklah yang menjadi skala prioritas utama kita berdomisili di sini. Begitu memprihatinkannya mereka yang siang dan sore harinya begelut dengan kegiatan-kegiatan yang berada  di sekolah, kemudian malam harinya langsung tertidur karena keletihan.
           Dari prespektif di atas, dapat disimpulkan, ternyata sebagian besar dari kita telah beragumen bahwa kegiatan di luar jam sekolah itu lebih penting dari pada kegiatan-kegiatan yang ada di pondok. Sungguh argumen yang menurut saya salah kaprah, karena tujuan utama kita berdomisili di pesantren ini adalah mengeruk ilmu agama sebanyak-banyaknya. Da salah satu alternatif tuk meraih tujuan itu adalah kegiatan diniyyah atau pengajian weton. Mengapa sih, tak di usulkan saja, agar jam kegiatan luar sekolah yang bertabrakan dengan kegiatan di pondok itu diubah, tak ada salahnya kan?.
           Dari penjelasan penjelasan di atas, saya tak menyalahkan pihak manapun, tapi, marilah kita bersama-sama menginstropeksi diri kita masing masing.  Wayahe sekolah yo sekolah, wayahe ngaji yo ngaji

Mencegah atau malah menambah kemungkaran?



          
sudahkah berbuah pahala sholat anda ....?
               Sholat menjadi rukun islam yang paling ideal menurut saya. Ini di karenakan sholat merupakan satu satunya rukun islam yang di jalankan kaum muslim setiap hari, sehingga sholat juga bisa diktakan sebagai kebiasaan yang telah di wajibkan oleh islam. Ibadah yang berjumlah 17 rokaat ini menurut pandangan orang yang sangat alim, merupakan ibadah yang sangat berat. Bahkan menurut salah satu ulama’ ahli tashowuf di jombang, sulit menemukan orang yang sholatnya benar benar di terima oleh allah, disebabkan, memang banyak orang yang sudah benar dalam mengerjakan sholat, sesuai dengan syarat dan rukun yang ada, tapi hanya kecil yang benar dalam menata hati di saat sholat.
                Allah telah menerangkan dalam surat Al-A’nkabut ayat 45, bahwasanya sholat dapat mencegah kemunkaran. Di dalam panggung kehidupan kita, ternyata pnjelasan tersebut berbalik 180 derajat. Banyak orang yang mengerjakan sholat , tapi orang yang berbuat kemunkaran pun banyak. Maka dari itu, saya akan membahas sedikit tentang sebab peristiwa  di atas.
                Seseorang yang mengerjakan sebuah pekerjaan itu, tidak hanya trgantung pada perbuatannya, tapi juga tergantung pada niatnya, seperti yang telah dituturkan oleh Rosululloh, umpamakan orang yang membuat ukiran, jika orang tersebut sembrono (tanpa niat) dalam mengerjakannya, maka nanti hasilnya tak akn laku di pasaran, begitu pula dengan  sholat, tanpa kejernihan niat, maka sholat kita tak akan di terima.
                Niat di sini, bukan hanya yang” usholli fardhu  .. . . . . .”, tapi juga niat mengerjakan sholat yang hanya di tujukan semata mata karena allah, bukan karna orang tua, teman atau yang lain, apalagi sampai ingin di puji. Apabila sampai ada niat ingin di puji, maka menurut al Qur’an, orang orang tersebut dikatakan sebagai pendusta agama.Ini sesuai dengan surah al-Mau’n ayat 6. Kalau sudah seperti ini, maka sholat tak akan lagi menjadi pencegah kemunkaran, akan tetapi, malah menambah kemunkaran. Lantas bagaimana cara agar sholat bisa menjadi pengaling-aling bagi kita dari kemungkaran?. Saya mempunyai  beberapa trik agar kita bisa khusyu’ di dalam melaksanakan sholat. Dan dengan kekhusy’an tersebut, insyaallah bisa menjadikan sholat sebagai pencegah kemunkaran.
                Pertama, Tata niat kita, niatlah mengerjakan sholat ni hanya karna allah semata, jangan sampai melakukan sholat karena yang lain. Kedua, teruslah berlatih untuk menjadi orang yang ikhlas, karna hanya ibadah orang orang yang ikhlas lah yang ditema oleh allah. Ketiga, lakukan sholat sesuai dengan syarat dan rukun yang ada, karna percuma kita bisa menata niat, tapi sholat kita salah semua. Keempat, di saat sholat, hendaknya kita selalu mengingt kematian, karna hanya dengan itu kita bisa tuk mengingat gusti allah, seperti yang telah di sabdakn oleh Rosul,”Bekerjalah untuk duniamu seakan akan kau akn hidup selamnya, dan beribadahlah untuk akhirotmu seakan akan kau mati besok”. Dari semua trik yang telah dituturkan di atas, kesimpulannya bahwa sholat yang sempurna adalah sholat yang memadukan antara batin dan lahir secara benar, lahir , melakukan sesuai dengan syarat dan rukun yang ada, sedangkan batin, selalu ingat kepada allah.    
                Dengan menerapkan trik trik saya di atas maka insyaallah sholat kita kan di terima oleh allah. Dan dengan sholat tersebut, kita bisa menjadi seseorang yang dirindukan oleh allah, dan bisa mencegah kemunkaran sesuai dengan apa yang telah di firmankan oleh allah.

Jumat, 23 Desember 2011

Nyanyian Kehidupan

Merasa tak berguna dan ketidakpedulian
mengapa selalu itu
yang terbiasa menemani
di detik detik kehidupanini

Tapi memang benar
tuhan sangat adil
terkadang kita di atas
tapi tak jarang jua kita di bawah

bagaikan matahari dan rembulan
yang akan silih brganti
memberi cahaya kehidpan di dunia ni

begitupula nasib yang menemani kita 

nyanyian suka
nyanyian duka
akan selalu melantukan liriknya
kepada kita
sampai liang lahat
menjadi kediaman kita