Kegiatan Diniyyah dan pengajian weton, merupakan salah satu aspek penting yang harus ada di sebuah pondok pesantren, baik pondok salaf maupun modern. Tak terkecuali pondok kita tercinta, Bumi Damai Al-Muhibbin. Ilmu fiqih, kalam, tauhid serta tak ketinggalan akhlak, dan tentunya ilmu tashowuf, merupakan kajian utama yang dimasukkan ke dalam kurikulum madrasah diniyyah kita. Semua itu di lakukan, tak lain, agar kita bisa menyerap lebih dalam, tentang ilmu- ilmu agama.
Tapi, mengapa kita semua, masih banyak yang enggan tuk mengikuti kegiatan kegiatan di atas, toh kita pun sudah menyadari kalau kegiatan tersebut sangatlah berguna, dan juga sudah bisa memahami bahwa hal tersebut merupakan tujuan awal kita berada di sini. Bukannya tanpa bukti, penulis menuturkan pernyataan di atas. Lihat saja, para santri yang dengan tenangnya mondar mandir atau tidur tiduran di kamarnya, padahal saat itu kegiatan diniyyah atau pengajian weton sedang berlangsung. Dan yang tak kalah anehnya adalah para santri yang berkeluyuran di luar pondok tanpa merasa terbebani dengan kegiatan yang seharusnya ia ikuti.
Santri yang sedang keluyuran di luar pondok tersebut, setelah dilakukan beberapa investigasi, ternyata ada sebuah alasan yang sangat rasional, alasan itu adalah mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. apa yang sebenarnya ada di benak mereka, saya memang tahu bahwa sekolah juga penting, tapi kegiatan di pondoklah yang menjadi skala prioritas utama kita berdomisili di sini. Begitu memprihatinkannya mereka yang siang dan sore harinya begelut dengan kegiatan-kegiatan yang berada di sekolah, kemudian malam harinya langsung tertidur karena keletihan.
Dari prespektif di atas, dapat disimpulkan, ternyata sebagian besar dari kita telah beragumen bahwa kegiatan di luar jam sekolah itu lebih penting dari pada kegiatan-kegiatan yang ada di pondok. Sungguh argumen yang menurut saya salah kaprah, karena tujuan utama kita berdomisili di pesantren ini adalah mengeruk ilmu agama sebanyak-banyaknya. Da salah satu alternatif tuk meraih tujuan itu adalah kegiatan diniyyah atau pengajian weton. Mengapa sih, tak di usulkan saja, agar jam kegiatan luar sekolah yang bertabrakan dengan kegiatan di pondok itu diubah, tak ada salahnya kan?.
Dari penjelasan penjelasan di atas, saya tak menyalahkan pihak manapun, tapi, marilah kita bersama-sama menginstropeksi diri kita masing masing. ‘Wayahe sekolah yo sekolah, wayahe ngaji yo ngaji